Minggu, 29 Agustus 2010

From IDIOT to GENIUS II. PEMBUKAAN

Ini dimulai ketika saya mencari seseorang yang bisa menjadi pembimbing. Yang bisa mengajarkan saya bagaimana meraih sukses. Ada beberapa tokoh atau teman yang dipandang cukup sukses. Pada saat bertemu dengan mereka, saya bisa saling tukar informasi dan berbagi strategi bagaimana caranya meraih hidup yang lebih baik. Tapi sayang kesempatan seperti ini tidak selalu ada.

Tapi Alhamdullilah saya akhirnya menemukanc ara bagaimana mendapatkan pembimbing yang akan selalu siap menemani saya apabila saya butuhkan. Dan lebih hebatnya lagi dia akan memberikan nasihat sesuai dengan apa yg sedang saya alami atau memberikan ide – ide segar untuk mengatasi persoalan saya. Dan pebimbing itu bisa saya bawa kemana saja saya suka.

Mungkin para pembaca sangat penasaran ‘siapakah dia ?’. mungkin salah satu kalian tahu siapakah dia.

III. IDIOT ATAU JENIUS ADALAH PILIHAN ANDA

Sengaja mengambil judul from idiot to genius adalah ingin membawa dan mendorong pembacanya untuk memilih jalan sebagai kelompok yang jenius. Jenius disini bukan berarti hanya mereka yang mempunyai IQ ( intelligent Quotiant ) sangat tinggi tetapi lebih berarti kepada yang tidak punya kesempatan untuk menjadi kelompok ini. Padahal kenyataannya, banyak sekali orang sukses tidak selalu mempunyai IQ yang tinggi. Seperti yang dikatakan oleh Thomas Alfa Edison ‘Jenius adalah 1% inspirasi (bakat) dan 99% kerja keras”.

Dengan demikian idiot atau jenius lebih berarti kepada keadaan seseorang atau sekelompok org dalam menyikapi hidupnya secara keseluruhan.

Mengapa “From Idiot? Idiot bukan berarti tidak tahu apa apa seperti bayi yang baru dilahirkan. Idiot juga bukan berarti keterbelakangan mental. Tetapi disini, idiot lebih berarti kebodohan yang menjengkelkan, menjadi beban buat orang lain, membuat pusing keluarga dan bisa jadi mengakibatkan bencana bagi masyarakat dan bangsa.