Minggu, 20 November 2011

5. Meresensi Buku Sastra

Dalam meresensi buku karya sastra, peresensi harus dapat menyampaikan dua lapis penilaian atau pertimbangan, yakni nilai literer dan manfaat untuk hidup. Nilai literer terungkap dari kegiatannya yang disebut apresiasi sastra, dan manfaat untuk hidup terungkap dari apresiasinya atas kebutuhan masyarakat.


A. Langkah-langkah Apresiasi

Dalam hubungannya dengan sastra, apresiasi mengandung pengertian memahami, menikmati, menghargai dan menilai. Dalam hubungannya dengan meresensi karya sastra, peresensi tidak akan dapat menikmati karya itu sebelum ia memahami juga merasakan apa yang terkandung dalam karya sastra itu. Secara teoritik terdapat tiga langkah apresiasi sastra:

1. Apresiasi sebagai keterlibatan jiwa

2. Cara-cara penyajian

3. Peresensi memasalahkan dan menemukan relevansi pengalaman yang ia dapat dari karya sastra dengan pengalaman kehidupan nyata yang dihadapi.

Unsur-unsur yang termuat dalam resensi karya sastra meliputi puisi, novel, dan kumpulan cerpen.


B. Kumpulan Puisi

Jika berupa buku kumpulan puisi, unsur-unsur yang dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Pengalaman kebahasaan

2. Pengalaman indraan

3. Penglaman nalaran

4. Penglaman manfaat.


C. Novel

Untuk meresensi novel, kirta terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami unsur-unsur yang membangun novel. Unsur-unsur yang dimaksud yaitu latar, perwatakan, cerita, teknik cerita/ alur, bahasa, tema.


D. Kumpulan Cerpen

Pada hakikatnya, novel dan cerpen memiliki kesamaan. Kedua-duanya sama-sama dibangun oleh unsur-unsur yang sama yaitu larat, perwatakan, cerita, alur, dan tema. Oleh karena itu novel dan kumpulan cerpen dapat dinalisis dengan pendekatan yang kurang lebih sama. Namun demikian , terdapat perbedaan intensitas dan kuantitas dalam pengoperasian unsur-unsur itu.

Lanjutan

D. Mempertimbangkan Paragraf

Bila kita berbicara tentang kualitas paragraf, kita perlu mengetahui syarat yang harus dipenuhi agar paragraf termasuk kategori baik, di antaranya:

1. Isi paragraf berpusat hanya pada satu hal;

2. Isi paragraf relevan dengan keseluruhan resensi;

3. Paragraf harus koheren dan bulat;

4. Kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna;

5. Struktur paragraf harus bervariasi disesuaikan dengan latar belakang pembaca, sifat media tempat resensi diterbitkan, sifat dan tuntutan kalimat topik;

6. Paragraf ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.


E. Sebelum Naskah Dikirim

Bila naskah sudah dianggap baik dan layak dikirim, ada baiknya bersama resensi itu disertai surat pengantar. Ini akan membantu redaksi untuk mengetahui resensi.


F. Jika Naskah Dikembalikan

Pahamilah mengapa resensi tidak dimuat. Biasanya redaktur member keterangan tentang resensi itu, antara lain mengenai cara penyajiannya yang terlalu panjang dan sudah pernah diresensi. Selain itu, redaktur menginformasikan hal-hal seperti cara penyajian resensi tidak berkepanjangan, padat, singkat, mudah ditangkap dengan gaya enak dibaca; panjang resensi maksimal empat halaman kuarto dengan ketikan dua spasi; dalam resensi disertakan foto kulit buku (cover buku) dengan harga buku.

4.Mengakhiri Resensi

A. Untuk Siapa Buku Ini

Akhir resensi. Kebanyakan diakhiri dengan sasaran yang dituju oleh buku itu. Sasaran buku dapat dirumuskan dengan dua cara. Pertama, menyebutkan kalangan yang perlu membaca atau bahkan memilikinya. Kedua, menyebut sasarannya, dengan menuliskan alasan, mengapa mereka perlu membaca atau memilikinya.


B. Menyunting Naskah

Sebelum dikirimkan, ada baiknya naskah disunting kembali. Tujuannya agar resensi itu semakin baik.


C. Memotong Anak Kalimat

Biasanya pemotongan dilakukan jika terdapat pengulangan kalimat atau ide.