Minggu, 25 April 2010

Jenis Lead Tulisan

Nah, kalau anda sudah mengetahui betapa pentingnya lead sebagai pembuka cerita, kini saatnya anda mengenal jenis – jenis lead yang pantas untuk digunakan, sehingga tulisan anda nikmat untuk ‘ disantap.’ Saya perlu memperkenalkan jenis – jenis INFORMAL LEAD kepada anda. Sebab, banyak di antara kita yang sebenarnya sudah puny aide dan bahan baku tulisan, tapi setelah berjam jam tidak juga berhasil merangkai kalimat pembuka.
Memulai sesuatu, kata orang, memang sulit. Namun itu hanya berlaku buat mereka yang tidak tahu caranya. Asal tahu duduk perkaranya, saya yakin, anda akan gampang memulai sesuatu, termasuk ketika akan menulis dan menciptakan kalimat pembuka. Menulsi kalimat pembuka memang tidak sekali jadi. Diperlukan waktu beberapa menit untuk memilih jenis lead yan paling cocok untuk topik yang akan kita tulis. Semua penulis hebat, termasuk para wartawan senior, juga mengalami proses seperti itu. Saya sendiri membutuhkan waktu 5 – 10 menit.
1. Konklusi
Inilah jenis lead atau kalimat pembuka yang paling sering digunakan. Maklum, jenis ini paling gampang, sebab isinya berupa kesimpulan dari sesuatu yang kita ketahui.
Contoh:
Susilo bambang yudhoyono dan jusuf kalla benar benar pecah kongsi setelah sebagian besar dewan pimpinan daerah partai golkar mendaulat jusuf kalla agar tetap mengajukan diri sebgai calon presiden, meskipun partainya tidak memenangi pemilu 2009

2. Pertanyaan
Kalimat pembuka cerita dengan sebuah pertanyaan juga bisa anda gunakan jika memang topik yang akan anda tulis bakal memunculkan kontroversi, atau ada sesuatu yang ingin diketahui pembaca. Sesuai dengan namanya, lead ini adalah jenis lead yang dimulai dengan pertanyaan atau kalimat yang diakhiri dengan tanda tanya.
Contoh:
Benarkah anak laki-laki cenderung melawan orangtua, sehingga mereka sulit diatur dan mau menang sendiri? Bagaimana orangtua menyikapi?

3. Kontradiksi
Sesuai dengan namanya, lead ini mengandung kalimat atau informasi yang kontradiktif bertentangan. Lead kontradiksi cocok digunakan jika anda akan menulis catatan tentang ketidakadilan.
Contoh:
Kemarin sebuah keluarga makan bersama di sebuah restoran dan menghabiskan dana hingga jutaan rupiah. Di depan restoran, seorang gelandangan mengais sisa makanan dari tong sampah

4. Kutipan
Kalimat pembuka cerita bisa kutipan pertanyaan seseorang, tokoh, atau orang penting. Yang penting di sini, kutipan harus unik, bukan pertanyaan yang biasa – biasa saja.
Contoh:
Menarik dicermati reaksi presiden SBY,”kalau ngomong, janganlah galak galak. Saya tahu,kok, siapa sebenarnya mereka.”

5. Deskripsi
Lead deskripsi berisi informasi tentang sebuah peristiwa, seolah olah penulis terlibat di dalamnya; atau bisa jadi penulis memang mengalaminya secara kangsung. Dalam hal ini, penulis merasakan dan melihat peristiwa itu. Apa yang dirasakan dan dilihatnya itulah yang dijadikan kalimat pembuka.
Contoh:
Remaja berkemeja putih itu duduk di kursi roda. Matanya menatap kea rah seorang laki laki paruh baya yang siang itu sedang memberikan materi tentang bagaimana menulis buku beatseller. Di sebelahnya, duduk seorang perempuan berjilbab mengenakan baju merah.

Sabtu, 24 April 2010

Lead Sebagai Kalimat Cerita

Bagaimana supaya catatan anda dibaca? Buatlah pembuka cerita yang menarik. Dalam dunia jurnalistik, khusunya dalam penulisan berita, pembuka cerita itu dikenal dengan istilah LEAD. Benar, lead tidak lain adalah alinea pertama dari sebuah tulisan. Dalam berita, lead mengandung unsure terpenting dari sebuah peristiwa yang akan di tulis atau diberitakan.

Agar lead berita mengundang perhatian pembaca untuk membaca keseluruhan berita, kita harus menuliskannya semenarik mungkin. Salah satu prinsipnya, upayakan kalimatnya tidak terlalu panjang. Maksimal terdiri dari 35 kata, bahkan kurang dari itu lebih jauh lebih baik, tapi kalimatnya harus tetap bunyi. Demikian pula dalam menulis pembuka cerita – apa pun yang akan kita tulis – uashakan anda memasukan unsure – unsure yang menarik dan mengundang perhatian pembaca. Selain itu, anda harus mampu menyusun kata demi kata sedemikian rupa, sehingga kalimatnya benar – benar tersusun rapi, dan tidak saja enak saat dibaca,tapi juga benar susun bahasanya.

Dalam dunia jurnalistik, ada dua jenis lead berita, yaitu formal dan informal. Formal lead adalah lead yang di dalamnya mengandung jawaban formal atas pertanyaan 5w + 1h, yaitu WHAT, WHO, WHEN, WHY, WHERE, dan HOW. Contoh Formal Lead: Seratus orang tewas ketika situ gintung di cirendeu, kabupaten tangeran, jebol, sabtu pukul 05.00 saat sebagian besar warga di daerah itu masih tertidur lelap.

INFORMAL LEAD adalah alinea pertama yang di dalamnya mengandung jawaban tidak formal atas pertanyaan 5W+1H Dalam hal ini, kandungan informasi yang ada di dalam alinea pertama bisa hanya jawaban atas salah satu, atau lebih, dari unsure 5w+1h. Konsekuensunya, kalimat pembuka cerita tulisan kita harus benar benar menarik. Usahakan kalimat anda singkat, jelas, dan padat. Jika anda memperhatikan kaidah – kaidah di atas, percayalah catatan anda di situs pertemanan sosial itu akan dilirik banyak orang, dan bersiap – siaplah menjadi terkenal.

Sabtu, 17 April 2010

Membuat Judulu Tulisan

Yang tidak kalah penting dengan lead adalah judul tulisan. Di dunia jurnalistik, ada yang menyebutnya sebagai KEPALA BERITA. Sedangkan judul berita yang dimuat di halaman satu sebuah surat kabar atau dinamakan headline, yang biasa disingkat dan popular dengan sebutan HL. HL umumnya tulisan anda sebaliknya juga diberi judul yang eye catching, semenarik mungkin. Pasalnya, judul inilah yang menarik menentukan seseorang akan membaca tulisan kita atau tidak.

Tidak ada ketentuan baku bagaimna kita mesti membuat judul, apakah satu kata atau lebih. Namun, usahakan tidak lebih dari sembilan kata. Kalau lebih, itu bukan judul, tapi lead. Dalam membuat judul, dengan sadar, saya memang agak brutal, namun tetep konteksual dan ada relevansinya dengan topik yang saya tulis. Jadi, bukan asal membuat judul.

Menulis judul setelah tulisan jadi adalah kebiasaan redaksi surat kabar. Wartawan yang mencari berita di lapangan, setelah menulis berita, bahkan tidak di wajibkan membuat judul beritanya. Orang yang bertugas membuat judul berita adalah redactor atau editor. Para editor pun membuat judul setelah menyuting naskah berita para wartawannya.

Sabtu, 03 April 2010

Mendatangkan Ide

Judul bab ini sebenarnya tidak tepat, sebab ide tidak pernah didatangkan, tapi dating sendiri di saat kita melakukan berbagai aktifitas, seperti membaca, melihat, atau mendengar.

Mengutip sebuah penilitian yang dilakukan oleh Dr Peter Marsh, psikolog MCM Research - respondennya 1.000 orang. Andrias mengungkapkan, saat di toilet, pria lebih terinspirasi daripada perempuan. Para pria itu mengaku bahwa saat duduk di kloset menjadi kesempatan yang baik untuk berpikir lebih kreatif. Sementara bagi kaum perempuan, jalan keluar dari suatu masalah lebih kerap diperoleh dengan mandi di pancuran.

Diberlakukan pada diri saya, hasil penelitian itu ada benaarnya. Ide sebuah tulisan muncul di otak saya saat saya sedang duduk di kloset di pagi hari, meskipun tidak terlalu sering. Ide tulisan juga sering muncul saat saya duduk di teras rumah sambil membaca Koran, atau membaca buku baru. Saat melamn menjelang tidur malam, ide membuat tulisan juga sering datang dengan sendirinya, tanpa harus saya datangkan. Pagi hari biasanya ide itu langsung saya tuangkan dalam kata demi kata yang kemudiian terangkai menjadi kalimat, dan akhirnya sebuah tulisan.

Melihat Peristiwa
Pasti banyak peristiwa yang anda lihat setiap hari, entah ketika di rumah, di jalan raya, di pasar, di kantor, atau di tempat lain. Ulah anak – anakn anda yang lucu juga merupakan peristiwa. Dari sekian banyak peristiwa, pasti ada yang menarik perhatian anda. Renungkan, lalu kait – kaitkan dengan peristiwa lain, pasti anda akan menemukan ide menarik untuk anda tulis. Berbagai acara yang ditayangkan oleh banyak stasiun televise juga merupakan peristiwa menarik dan bisa mendatangkan ide tulisan. Saya seriing menulis acara kick andy di metro tv di blog saya dan mengundang respon dari pembaca.

Mendengar sesuatu
Anda mempunyai sepasang telinga yang setiap saat mendengar sesuatu. Mulai sekarang biasakan diri anda mendengarkan sesuatu yang baik, maka anda oasti akan mendapat ide. Dalam perjalan ke kantor di mobil, saya selalu mendengarkan radio yang sering menyiarkan petuah – petuah positif. Dari kegiatan itulah, muncul banyak ide yang kemudian saya kembangkan untuk menuliskan sesuatu. Jangan anggap sepele obrolan tetangga dan orang – orang di warung kopi. Hal itu juga bisa menginspirasi kita untuk membuat tulisan. Obrolan tetangga biasanya malah lebih murni, asli, bukan pesanan seperti yang biasa dilontarkan oleh para pengamat politik atau anggota partai.

Membaca
adalah gudang ide. Sumber bacaan bisa buku, majalah, atau Koran. Apa yang tersaji di sana kerap mendatangkan ide. Suatu hari saya membaca Koran yang memberitakan”keluhan” jusuf kalla yang mengaku bahwa jabatannya sebagai wakil presiden dan ketua umum golkar sering dijadikan”bumper”. Ada pertanyaan jusuf kalla yang menggilitik saya, yaitu “akan tetapi, mereka tidak berterimakasih atas peran golkar dan peranan ketuanya yang besar”. Kata- kata itu membuat otak kanan saya gatal dan ingin menulis soal”bersyukur.” Ada kesan, jusuf kalla menjadi wapres sepertinya terpaksa, karena ada pamrih. Apakah ia bisa disebut negarawan kalu selalu mengharapkan sesuatu dan berharap orang mengucapkan terima kasih?

Pengalaman Pribadi
Pengalaman tidak mesti berupa kenangan masa lalu. Pengalaman anda mendidik anak, bekerja, berpergian, bergaul dengan orangtua, mertua, dan sebagainya,juga bisa anda jadikan ide tulisan. Pokoknya, pengalaman apa pun bisa menjadi ide tulisan, termasuk pengalaman pahit yang pernah anda rasakan.

Melengkapi Kekurangan
Anda membaca sesuatu, dan sesuatu itu menurut anda kurang lengkap. Nah, anda bisa melengkapinya menjadi tulisan yang lebih rinci. Artinya, ketidaksempurnaan karya orang lain bisa mendatangkan ide buat anda. Kesenjangan antara teori dan praktik juga bisa anda jadikan ide tulisan, contoh, ada pejabat yang menjamin bahwa dalam ujian nasional tidak aka nada bocoran soal. Namun, di lapangan, anda menemukan anak anda mendapatkan bocoran soal ujian. Itu sudah bisa menjadi bahan tulisan.

Mendapatkan Informasi Baru
Beruntung jika anda mendapatkan informasi baru yang tidak diketahui orang lain. Informasi semacam ini juga bisa anda jadikan ide tulisan. Mencari informasi baru seperti inilah yang dilakukan oleh wartawan. Semua orang pasti menyenangi sesuatu yang baru. Mereka ingin tahu. Nah, jika anda bisa memberikannya segeralah tuangkan dalam sebuah tulisan.

Kamis, 01 April 2010

Sumber Tulisan: 5w + 1h

Bingung memulai menulis? Kalau anda tahu makna 5w + 1h, tidak ada alasan bagi anda untuk tidak bisa menulis. Pasalnya, apa pun peristiwa yang ada sekitar kita, termasuk pengalaman anda, semuanya mengandung unsure 5w + 1h.

5W + 1H Yang saya maksud adalah:
1. WHAT = APA
2. WHO = SIAPA
3. WHEN = KAPAN
4. WHERE = DI MANA
5. WHY = MENGAPA
6. HOW = BAGAIMANA

Jawaban atas enam pertanyaan itulah yang dicari wartawan, sehingga redaksi surat kabar, majalah, serta penerbitan lainnya tidak pernah kekurangan tulisan atau berita (produk jurnalistik)

Jawaban atas enam pertanyaan itulah yang membuat dunia dan kehidupan ini tetap ada, dan tidak seorang pun bisa menghindarinya atau meniadakannya. Mungkinkah anda menghindar ddari unsure WHAT (apa) dengan bersembunyi, misalnya? Tidak mungkin. Tindakan bersembunyi itu sendiri adalah jawaban atas pertanyaan “apa” setelah itu, akan muncul pertanyaan “anda bersembunyi dimana?”,”kapan anda bersembunyi?”,”mengapa anda bersembunyi?”,”dan “bagaimana cara anda bersembunyi?”.

Nah, jawaban – jawaban atas pertanyaan 5w + 1h tadi, kalau dirangkai, akan menjadi peristiwa yang menarik. Bahkan satu unsure W (WHO) misalnya, kalau diuria dengan unsure WHO yang lain, tetap akan mendatangkan cerita yang menarik dan memunculkan kejutan – kejutan baru, sehingga tulisan tidak pernah kering.

Telusuri saja diri anda sendiri dengan bertanya siapa sebenarnya anda. Siapp ayah dan ibu anda. Siapa kakek – nenek snda siapa kekasih atau pasangan hidup anda. Siapa orang yang anda benci, siapa orang yang anda sukai. Siapa orang yang telah mengecewakan anda. Siapa tokoh yang anda kagumi, kepada siapa anda pertama kali jatuh cinta. Kalau anda jawab pertanyaan – pertanyaan di atas dan anda renungkan, lalu anda tuangkan dalam bentuk tulisan, akan tersusun sebuah cerita atau otobiografi yang kalau dibubukan bisa mencapai ribuan halaman.

Sumber Tulisan: 5w + 1h

Bingung memulai menulis? Kalau anda tahu makna 5w + 1h, tidak ada alasan bagi anda untuk tidak bisa menulis. Pasalnya, apa pun peristiwa yang ada sekitar kita, termasuk pengalaman anda, semuanya mengandung unsure 5w + 1h.

5W + 1H Yang saya maksud adalah:
1. WHAT = APA
2. WHO = SIAPA
3. WHEN = KAPAN
4. WHERE = DI MANA
5. WHY = MENGAPA
6. HOW = BAGAIMANA

Jawaban atas enam pertanyaan itulah yang dicari wartawan, sehingga redaksi surat kabar, majalah, serta penerbitan lainnya tidak pernah kekurangan tulisan atau berita (produk jurnalistik)

Jawaban atas enam pertanyaan itulah yang membuat dunia dan kehidupan ini tetap ada, dan tidak seorang pun bisa menghindarinya atau meniadakannya. Mungkinkah anda menghindar ddari unsure WHAT (apa) dengan bersembunyi, misalnya? Tidak mungkin. Tindakan bersembunyi itu sendiri adalah jawaban atas pertanyaan “apa” setelah itu, akan muncul pertanyaan “anda bersembunyi dimana?”,”kapan anda bersembunyi?”,”mengapa anda bersembunyi?”,”dan “bagaimana cara anda bersembunyi?”.

Nah, jawaban – jawaban atas pertanyaan 5w + 1h tadi, kalau dirangkai, akan menjadi peristiwa yang menarik. Bahkan satu unsure W (WHO) misalnya, kalau diuria dengan unsure WHO yang lain, tetap akan mendatangkan cerita yang menarik dan memunculkan kejutan – kejutan baru, sehingga tulisan tidak pernah kering.

Telusuri saja diri anda sendiri dengan bertanya siapa sebenarnya anda. Siapp ayah dan ibu anda. Siapa kakek – nenek snda siapa kekasih atau pasangan hidup anda. Siapa orang yang anda benci, siapa orang yang anda sukai. Siapa orang yang telah mengecewakan anda. Siapa tokoh yang anda kagumi, kepada siapa anda pertama kali jatuh cinta. Kalau anda jawab pertanyaan – pertanyaan di atas dan anda renungkan, lalu anda tuangkan dalam bentuk tulisan, akan tersusun sebuah cerita atau otobiografi yang kalau dibubukan bisa mencapai ribuan halaman.